Senin, 17 Januari 2011

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG MENARCHE DI SMP

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dilihat dari segi penduduk, Indonesia menempati urutan nomor 5 didunia dalam hal jumlah penduduk, dengan remaja sebagai bagian dari penduduk yang ada. Propinsi Lampung pada tahun 2000 di huni oleh 6,654 juta jiwa dengan jumlah remaja usia 10 – 15 tahun sebanyak 652.322 jiwa (Hasil Sensus BPS Lampung, 2000).
Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang sering disebut sebagai masa pubertas yaitu masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Pada tahap ini remaja akan mengalami suatu perubahan fisik, emosional dan sosial sebagai ciri dalam masa pubertas. Dan dari berbagai ciri pubertas tersebut, menarche merupakan perbedaan yang mendasar antara pubertas pria dan pubertas wanita. Menarche adalah saat haid/menstruasi yang datang pertama kali yang sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi pada seorang remaja putri yang sedang menginjak dewasa dan sebagai tanda bahwa ia sudah mampu hamil. Namun perlu diingat bahwa jiwa remaja masih belum stabil dan belum mampu mendiri secara ekonomi maupun sosial. Jadi ia belum siap untuk hamil. Yang terbaik adalah remaja putri mempersiapkan diri untuk mandiri, mencapai tingkat pendidikan yang diwajibkan yaitu paling sedikit 9 tahun, memasuki pernikahan yang direstui orang tua dan masyarakat, kemudian merencanakan kehamilan pada usia yang tepat yaitu usia 20 – 30 tahun (Llewellyn – Jones, 1997).
Usia remaja putri saat mengalami menarche bervariasi lebar, yaitu antara usia 10 – 16 tahun, tetapi rata-rata pada usia 12,5 tahun. Statistik menunjukkan bahwa usia menarche dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi dan kesehatan umum (Sarwono, 1999).
Pada umumnya remaja putri belajar tentang haid dari ibunya, tapi sayang tidak semua ibu memberikan informasi yang memadai kepada putrinya bahkan sebagian enggan membicarakan secara terbuka sampai putrinya mengalami menarche. Sehingga hal ini menimbulkan kecemasan pada anak, bahkan sering tumbuh keyakinan bahwa haid itu sesuatu yang tidak menyenangkan atau serius. Dengan kata lain, dia mengembangkan sikap negatif tentang haid. Ia mungkin merasa malu dan melihatnya sebagai penyakit. Khususnya jika ketika mengalaminya ia merasa letih atau terganggu (Llewellyn – Jones, 1997).
Bila orang tua kurang mengerti dan kurang memperhatikan jiwa remaja maka akan timbul perselisihan paham antara remaja dan orang tua. Sehingga untuk mengatasinya perlu diusahakan pendekatan sebaik – baiknya mengenai remaja (Purwoko, 2002).
Sejak tahun 2000, pemerintah mencanangkan suatu program yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi remaja yang sasarannya adalah siswa SLTP, SLTA dan Remaja Karang Taruna. Pelaksanaan program ini secara lintas sektoral instansi pemerintah dan swasta seperti Pemda, Dinas Kesehatan, BKKBN, Polri dan LSM yang berasal dari masyarakat itu sendiri dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan remaja tentang kesehatan reproduksi dan penyakit menular seksual.
Dari hasil prasurvei terdapat 94 remaja putri siswi kelas I di SMP ................ Saat 5 orang siswi di tanya tentang menarche mereka menjawab belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang menarche, dan 3 orang siswi diantaranya menyatakan belum pernah diberi informasi tentang menarche oleh orang tua mereka.
Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri tentang menarche di SMP ................

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri tentang menarche di SMP ...............?”.

C. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup yang diteliti sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif.
2. Subyek Penelitian
Remaja putri siswi kelas I SMP ................
3. Obyek Penelitian
Pengetahuan dan sikap remaja putri tentang menarche.

4. Lokasi penelitian
Di SMP ................
5. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2004.

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri tentang menarche di SMP ................

2. Tujuan Khusus
a. Untuk memperoleh gambaran pengetahuan remaja putri tentang menarche di SMP ................
b. Untuk memperoleh gambaran sikap remaja putri tentang menarche di SMP ................

E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi Institusi Pendidikan Program Studi Kebidanan …………...
Dapat menambah wawasan bagi mahasiswa dan sebagai bahan bacaan di perpustakaan atau referensi.
2. Bagi SMP Negeri ...............
Sebagai masukan informasi bagi sekolah mengenai pengetahuan dan sikap remaja putri tentang menarche.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat memberikan masukan hal-hal apa saja yang telah diteliti sehingga digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls