Minggu, 16 Januari 2011

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KURANGNYA AKSEPTOR KB KONDOM

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dunia Internasional menghadapi masalah pertumbuhan penduduk pada akhir dekade 60-an, selain mempengaruhi strategi dan praktek pembangunan ekonomi kiranya ikut mempengaruhi kebijaksanaan terhadap masalah kependudukan. Problem pertumbuhan penduduk dengan demikian telah menjadi focus persoalan, bahkan mengurangi angka pertumbuhan penduduk dilihat sebagai salah satu kunci dalam menyelesaikan persoalan yang lebih luas,yaitu kemiskinan dan keterbelakangan ialah karena meledaknya penduduk di seluruh dunia telah bertambah lebih dua kali lipat dalam masa satu abad (Juliantoro, 1984 :9)
Sebagai salah satu Negara berkembang, Indonesia tidak luput dari masalah kependudukan , Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah kualitas sumberdaya manusia dengan kelahiran 5.000.000 pertahun.Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan bangsa telah di laksanankan secara bersamaan pembangunan ekonomi yang merupakan sisi masing-masing mata uang.Bila Gerakan Keluarga Berencana (KB) tidak di lakukan bersamaan dengan pembangunan ekonomi,di khawatirkan hasil pembangunan tidak akan berati (Manuaba,1996 : 437 ). Sejak Pelita V program KB Nasional berubah menjadi Gerakan KB Nasional.Gerakan KB Nasional adalah gerakan masyarakat yang menghimpun dan mengajak segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan membudayakan NKKBS dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya Indonesi (Wiknjosastro, 1999 : 902)

Adapun tujuan gerakan KB Nasional menurut Wiknjosastro (1999:902) adalah mewujudkan keluaga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk Indonesia. Sasaran Gerakan KB Nasional ialah (1) Pasangan Usia Subur, dengan proritas PUS muda dengan prioritas rendah (2) Generasi muda dan purna PUS (3) Pelaksana dan pengelola KB dan (4) Sasaran wilayah adalah wilayah dengan laju prtumbuhan penduduk tinggi dan wilayah khusus seperti sentra industri, pemukiman padat, daerah kumuh dan daerah pantai serta terpencil.
Pada umumnya pemerintah di Negara-negara sedang berkembang paling banyak menggunakan metode kontrasepsi yang pemakainya perempuan.Distribusinya adalah pemakai pil 17,1 %,injeksi 15,2 %,IUD 10,3 %,nonplant 4,6 %, tubektomi 3,1 %,vasektomi 0,7 %,dan kondom 0,9 % ( Juliantoro ,1999 : 29 ). Dari begitu beragamnya alat-alat kontrasepsi bagi perempuan menyebabkan banyak anggota masyarakat menganggap bahwa pembatasan kelahiran memang menjadi urusan kaum perempuan,padahal semua kita tahu meskipun kehamilan hanya di alami oleh perempuan akan tetapi kehmilan tidak akn terjadi tanpa adanya sperma laki-laki
(www.yakita.or.id/alat kontrasepsi2.htm). Untuk itulah, pada masa kini,kondom yang merupakan metode kontrasepsi pria yang telah lam di kenal, kembali mendapatkan perhatian baru, baik dalam bidang keluarga berencana maupun dalam bidang lain (Hartanto, 2002 :60).Perkembangan partisipasi pria dalam KB, khususnya kondom, selama kurun waktu 12 tahun terakhir belum memperlihatkan kenaikan bahkan tidak mengalami kenaikan sama sekali.Hal ini dapat dilihat dalam angka-angka pencapaian kondom tahun 1991 sebesar 0,8 % (SDKI 1991).tahun 1994 sebesar 0,9 % tahun 1997 sebesar 0,7 % (SDKI 1997) dan tahun 2003 sebesar 0,9 % (SDKI 2002-2003).

Metode kontrasepsi kondom merupakan metode sederhana yang salah satunya menjadi pilihan untuk menjarangkan kehamilan dengan periode usia akseptor 20-30/35 tahun, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran adalah 2-4 tahun (Wiknjosastro, 1999: 903), dengan memilki kelebihan mudah di pakai, dapat mencegah penularan penyakit kelamin,efek samping hampir tidak ada, relative, murah, kontrasepsi yang tidak mengandung hormon,sederhana,ringan,mudah di dapat, disposable, tidak memerlukan pemeriksaan medis,dan saat ini kondom telah di buat modern, sehingga tidak mengurangi kenikmatan seks (Hartanto, 2002:60). Keuntungan-keuntungan kondom tersebut akan di peroleh kalau kondom di pakai secara benar dan konsisten pada setiap senggama, karena umumnya angka kegagalan yang timbul akibat di sebabkan pemakaian yang tidak benar, tidak konsisten, tidak teratur atau tidak hati-hati ( Hartanto , 2002 : 60 ). Sedangkan pembuatan kondom sendiri padea masa sekarang sudah sangat baik karena harus memenuhi standar tertentu sehingga kualitasnya tidak perlu di ragukan lagi (Llewellyn, 2005 : 110).
Dalam hal memanfaatkan kontrasepsi modern pada masyarakat luas, Jepang merupakan kasus yang menarik, sudah sejak lama cara kontrasepsi yang paling banyak di gunakan di Jepang adalah kondom sebanyak 75,8 % PUS, salah satu alasan dari pemerintah Jepang karena akibat samping terhadap kesehatan akseptor memakai alat kontrasepsi lainnya (Juliantoro, 2000 : 26), sedangkan di Indonesia pemakai alat kontrasepsi adalah perempuan, sedangkan laki-laki jarang.Kini presentase konsumen yang menggunakan kondon tidak sampai 5 %. Penggeseran ini menjadi semakin mendesak terutama bila mengingat pandemic AIDS (Juliantoro, 2000 : 150)
Pada tahun 2003, di Indonesia akseptor KB kondom mencapai 0,46 % (BPS,Statistik Kesejahteraan Rakyat,2003), sedangkan pada tahun 2005 di propinsi Lampung, akseptor KB kondom mencapai 3.260 PUS (0,34 %) dari jumlah PUS 1.380.636.Pada Kota Metro sendiri tahun 2006 jumlah akseptor KB kondom mencapai 106 PUS dari jumlah PUS 24.331. Di Kecamatan Metro Utara terdapat 4 akseptor KB kondom dari jumlah PUS 4.756.( BKKBN Propinsi Lampung : 2005/2006). Berdasarkan prasurvey yang di lakukan oleh penulis pada tanggal 20-22 Maret 2007 di Puskesmas ................... Kelurahan ................... di peroleh data dari januari sampai desember 2006 berjumlah 1.877 PUS, peserta KB aktif 1.467 orang dan akseptor KB kondom 2 orang.

Tabel.1. Perkiraan permintaan masyarakat menjadi peserta KB aktif Kota Metro Tahun 2006.

No KECAMATAN PUS proyeksi % PA/PUS IUD MOPMOWIMPSTKPILKDMTotal1Metro Pusat7.97573,06886412454372.5911.547805.8272Metro Utara 4.868 74,61 395 18 146 548 1.174 1.341 10 3.632
3 Metro Barat 3.845 69,99 332 12 109 372 1.211 639 16 2.691
4 Metro Timur 5.666 73,51 815 27 216 398 1.522 1.132 55 4.165
5 Metro Selatan 2.623 74,80 248 12 44 495 793 351 19 1.962
Total 24.977 73,18 2.676 110 760 2.250 7.291 5.010 180 18.277
Sumber : RAKERDA BKKBN 2006
Tabel 1 merupakan target pencapaian peserta KB aktif Kota Metro bulan desember 2006

Dari Tabel.2 Merupakan target standar RAKERDA BKKBN untuk
Tahun 2006

No KECAMATAN PPM PA PUS MIX KONTRASEPSI TOTL PA PA/PPM PA/PUS
IUD MOW MOP KDM IMP STK PIL
1 Metro Pusat 5.827 7.958 866 189 19 45 510 2.755 1.292 5.676 97,41 71,32
2 Metro Utara 3.632 4.756 418 127 19 4 576 1.151 1.348 3.643 100,30 76,60
3 Metro Barat 2.691 3.815 327 95 15 25 439 1.248 622 2.771 102,97 72,63
4 Metro Timur 4.165 5.355 803 194 27 21 448 1.159 1.128 3.780 90,76 70,59
5 Metro Selatan 1.962 2.447 243 30 6 11 534 721 326 1.871 95,36 76,46
KOTA METRO 18.277 24.331 2.657 635 86 106 2.507 7.034 4.716 17.741 97,36 72,92
Sumber : BKKBN Kota Metro 2006

Dari dua tabel diatas dapat di simpulkan bahwa perkiraan permintaan masyarakat menjadi peserta KB aktif Kota Metro Kecamatan Metro Utara tahun 2006 untuk akseptor KB kondom sebanyak 10 orang, ternyata tidak tercapai pada pencapaian peserta KB aktif Kota Metro Kecamatan Metro Utara tahun 2006, yang hanya berjumlah 4 akseptor KB kondom. Maka di sinilah peneliti mengambil suatu masalah ”Kurangnya akseptor KB kondom di Kecamatan Metro Utara”.

Tabel.3. Jumlah akseptor KB berdasarkan pemakaian metode kontrasepsi di Puskesmas ................... Kelurahan ................... periode Januari sampai dengan desember 2007.

Metode Kontrasepsi Jumlah Presentase ( % )
Kondom 2 0,13
Pil 654 44,5
Suntik 320 21,8
IUD 222 15,13
Implant 216 14,72
MOW 45 3,06
MOP 8 0,54
Jumlah 1.467 100
Sumber data : Bagian BKCS Kecamatan Metro Utara 2006

Dari table 3, penulis memperoleh gambaran tentang angka akseptor KB kondom yang masih sangat rendah (0,13 %) di puskesmas ................... Kelurahan ....................Data ini belum menunjukkan partisipasi akseptor KB terhadap pemilihan alat kontrasepsi kondom.Hal inilah yang menarik peneliti untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya akseptor KB kondom di Puskesmas ................... Kelurahan ....................

B. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut “Faktor-Faktor apakah yang menjadi penyebab kurangnya akseptor KB kondom di Puskesmas ................... Kelurahan ...................?”

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian sebagai berikut :
1 Jenis Penelitian : Deskriptif
2 Objek Penelitia : Faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya akseptor KB kondom
3 Subjek Penelitian : Semua PUS yang menjadi akseptor KB di Kelurahan ...................
4 Lokasi Penelitian : Puskesmas ................... Kelurahan ...................
5 Waktu Penelitian : Setelah proposal di setujui

D. Tujuan

1. Tujuan Umum
Diketahuinya gambaran tentang faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya akseptor KB kondom.

2. Tujuan Khusus
a. Di perolehnya gambaran faktor pendidikan sebagai penyebab kurangnya akseptor KB kondom
b. Di perolehnya gambaran faktor pengetahuan sebagai penyebab kurangnya akseptor KB kondom
c. Di perolehnya gambaran faktor sosial budaya sebagai penyebab kurangnya akseptor KB kondom

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi Puskesmas ...................
Hasil penelitian ini juga di harapkan dapat memberikan masukan guna peningkatan mutu pelayanan kontrasepsi kondom, demi terwujudnya kelangsungan pemakaian kontrasepsi kondom yang panjang dan lama.
2. Manfaat bagi masyarakat Kelurahan ...................
Diharapkan masyarakat Kelurahan ................... akan lebih tau akan alat kontrasepsi kondom.
3. Bagi institusi, program Studi Kebidanan .........
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, khususnya memperluas cakrawala di bidang kependudukan, KB dan kesehatan serta acuan bagi penelitian selanjutnya.
4. Manfaat bagi peneliti
Penelitian ini sangat berguna untuk menambah pengalaman dalam penelitian serta sebagai bahan untuk menerapakan ilmu yang telah didapat selama kuliah khusunya matei kedalam metodologi penelitian.

0 komentar:

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls